TIGA ASET SISWA-SISWI MAN 21 JAKARTA (SAMBUTAN KEPALA MAN 21 DI ACARA MABIT)
TIGA ASET DALAM DIRI ANAK-ANAK KITA (SAMBUTAN KEPALA MAN 21 DI ACARA MABIT)
Jakarta 5 April 2017. Humas MAN 21 Jakarta. Tidak lama setelah shalat Isya berjamaah dilaksanakan, terlihat bapak Anhar S.Si, langsung mengambil mike dan mengundang seluruh civitas akademika MAN 21 Jakarta yang masih ada di luar masjid untuk masuk ke dalam masjid sebab acara Mabit MAN 21 Jakarta akan segera dimulai. Mabit yang terhitung sebagai mabit terakhir bagi kelas XII MAN 21 tahun 2017 ini mengambil tema “Menggapai Berkah Melalui Khusu’nya Muhasabah” dengan mengundang motivator handal Bang Aris Ahmad Jaya.
Acara ini dibuka dengan pembacaan ayat suci Al Quran surat Ar-Rahman oleh Ananda Sri Hastuti yang terlihat penuh penjiwaan. Tak beberapa lama setelah kalam ilahi, Bapak Samsurial memberikan kata sambutan sekaligus membuka acara mabit malam itu yang telah dihadiri oleh bukan hanya para siswa melainkan juga orang tuanya. Di awal sambutan, Bapak Samsurial membahas permintaan orang tua. Katanya dari sekian orang tua yang hadir, ada yang berpesan “Tolong acaranya jangan malam-malam acaranya”. Terkait itu, beliau katakan, “Iya acaranya tidak malam-malam, tapi sampai pagi…!!! Kata beliau disertai penjelasan. “Bapak dan Ibu ini adalah salah satu titik akhir dari amanah yang bapak ibu titipkan yaitu anak bapak Ibu yang ada bersama di sini.Tapi pada hakikatnya ini bukan akhir. Ini justru menjadi pembekalan bagi anak bapak ibu untuk memasuki dunia yang sebenarnya.
Beliau mengatakan bahwa Mabit ini adalah doa kita bersama. Ini adalah penguatan atau dorongan untuk anak-anak kita yang sesaat lagi akan mengikuti Ujian Nasional. Beliau menunjukkan bahwa sebelum ini kita meminta anak X dan XI turut berdoa dan mendukung kakak kelasnya ini. Kata beliau “Disini, di tempat ini. Kita berkumpul berdoa bersama. Jadi, saling mendoakan satu terhadap yang lainnya (baca: kirim fatihah) dan rangkaian doa lainnya adalah pembiasaan yang kita terus kembangkan di sekolah kita.
Meski baru pulang dari outing Class di Bandung, beliau ingin tetap tampil segar di hadapan seluruh peserta yang hadir dalam mabit ini. Bapak samsurial tetap memberikan sambutan. Dan seperti biasa beliau berusaha menggunakan kesempatan dimanapun dan kapanpun untuk berbicara dengan orang tua siswa, Beliau selalu gunakan kesempatan itu untuk menyampaikan pesan atau informasi berkaitan anak-anaknya selama di MAN 21 Jakarta. Katanya “Anak-anak bapak ibu sekalian Ini adalah Aset. Kita telah membekalinya dengan Salimul Akidah, dasar dari keilmuan. Salimul akidah artinya akidah yang lurus. Nanti kalau anak bapak ibu sudah kita kembalikan kepada bapak ibu semua, tolong dijaga agar apa yang sudah menjadi pembiasan ini tetap dijaga untuk ada pada anak-anaknya. Yaitu pribadi-pribadi yang kuat, tidak mudah mengeluh. Kita tidak mengajari untuk kuat, tidak lembek apalagi gampang mengeluh”.
Kata Bapak Samsurial, berakidah bukanlah hal yang mudah, banyak tantangan atau hambatan. Beliau katakan “Hambatan akidah itu banyak bapak dan ibu. Barangsiapa seseorang sedikit sekali akidah itu akan sangat berbahaya. Karenanya apa yang sudah tertanam harus benar-benar dijaga”. Yang kedua dari aset yang semestinta ada pada anak kita adalah Sohihul Ibadah. Nanti ketika anak bapak ibu telah lulus, tolong agar apa yang sudah dipelajari, diajarkan dan dibiasakan di MAN 21 ini bisa dilanjutkan di rumahnya seperti shalat dhuha, membaca Al Quran, Jiwa sedaqohnya dan lainnnya. Beliau bertanya bagaimana kebiasaan anak-anaknya di rumah, Bapak dan Ibu sapanya sekaligus niatnya menunjukkan kehnagatn komunikasi dengan para orang tua siswa, “Apakah anak bapak ibu di rumah saat libur atau hari minggu melaksanakan Shalat Dhuha sebagaimana pembiasaan di sekolah ini?
Lewat pertanyaan ini beliau ingin sampaikan bahwa apa yang sudah diberikan di sekolah ini adalah asset yang harus benar-benar dijaga betul. Anak bapak ibu semua adalah aset. Apa yang sudah ada dalam diri anak bapak ibu adalah aset. “Ini asset lo bapak dan Ibu. Ini asset atau investasi bapak ibu dan juga kepala sekolah dan guru-guru MAN 21 Jakarta dan seluruh civitas MAN 21, sehingga harus dijaga betul, dirawat untuk bapak ibu dan yang utama, untuk mereka di kemudian hari.
Dan Aset ketiga yang beliau sampaikan adalah Akhlakul Karimah. Di hadapan orang tua yang terlihat ada wajah lelah karena mungkin belum sempat istirahat sepulang kerja, Bapak Samsurial katakan “Yang tak kalah penting, bapak dan Ibu aset yang ada pada anak didik kita adalah Akhlaqul Karimah. ini aset yang nyata-nyata selalu kita hembuskan, kita selalu berusaha tanamkan pada anak-anak kita”. Di penghujung sambutan beliu sampaikan tentang pembicara atau motivator hebat yang akan mengisi mabit kali ini. Beliau katakan “Setelah ini Bang haji Aris Ahmad Jaya akan memberi motivasi, uraian-uraiannya akan menggedor kesadaran kita semua.
Dengan sedikit jeda bicara, Bapak samsurial menyuguhkan karakter pendidikan di MAN 21 Jakarta. ” Bapak dan Ibu, ini adalah karakter pendidikan kita, pendidikan dengan bekal agama yang kuat. Kalau agama tidak ada di sekolah ini, kalau agama ditinggalkan, kita akan menjadi orang sekuler. Mudah-mudahan Allah Ridho akan setiap usaha kita. Amin. Semua yang hadir mengaminkan bersamaan kalimat salam penutup.
Post Comment