×

RAPAT PERSIAPAN UNBK MAN 21 JAKARTA

Jakarta (Humas MAN 21 Jakarta), Senin (6/2). Pukul 14.00 WIB, para guru mengikuti Rapat koordinasi Persiapan UNBK MAN 21 Jakarta yang dipimpin langsung oleh kepala madrasah, Samsurial, S.Pd. Pada rapat ini hadir kepala TU, Undang Edi Ismanto, SE. Para Wakil Kepala Madrasah di semua Bidang, tim UNBK (Proktor dan Teknisi) dan guru pengampu mata pelajaran yang di UN-kan.

Rapat ini sengaja diadakan bukan semata untuk mengecek persiapan teknis namun juga mengecek persiapan SDM yang terlibat dalam ujian. Mengawali pengarahannya, Samsurial mengatakan bahwa “Waktu tinggal 2 bulan lagi, itupun dipotong dengan USBN dan UM, sehingga perlu sekali rapat ini untuk semakin memantapkan Hajat Besar kita dalam menyelenggarakan Ujian Nasional.

Dalam kesempatan ini, kamad menanyakan kepada seluruh guru mapel mengenai keyakinan mereka terkait dengan kesiapan siswa untuk menghadapi Ujian Nasional ini. Secara umum mayoritas para guru menyatakan bahwa kesiapan para siswa menghadapi UN ini antara 50 hingga 70%. Tidak lupa kamad juga menanyakan mengenai pilihan mata pelajaran yang diujikan. Sebab mapel pilihan ini merupakan sistem baru dalam Ujian Nasional tahun ini.

Sesuai aturan UN tahun ini, para siswa akan mengikuti 3 mapel wajib (Bahasa Indonesia, Matematika dan Bahasa Inggris) dan 1 mapel pilihan (disesuaikan dengan jurusan masing-masing). Demikian sebagaimana disampaikan Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum, S.Pd,MM. Terkait dengan kondisi di MAN 21 Jakarta para siswa kelas XII IPS ternyata banyak yang milih Sosiologi sebagai mapel pilihan UN. Untuk jurusan IPA banyak yang milih Biologi. Sedangkan untuk jurusan Agama banyak yang milih Hadits.

Yang menarik dari rapat kali ini adalah kebiasaan Samsurial yang senantiasa tampil sebagai motivator bagi para Guru dan Tim. Kali ini beliau menyajikan vidio lewat monitor CCTV yang sekaligus memperlihatkan kepada para peserta rapat betapa kepahaman beliau cukup tinggi. Dalam pengarahan sore ini beliau memutarkan film Brock yang drop secara mental, namun akhirnya bisa bangkit kembali berkat motivasi pelatihnya.

Jadi katanya, berusaha mengambil pelajaran penting dari Film ini adalah jangan sekali-kali di hadapan siswa, para guru menyampaikan kata-kata yang membuat mental mereka down (melemah). Sebab semestinya justru guru harus bisa memompa semangat mereka. “Jadilah darah yang memompa semangat mereka,” pintanya, “Dan jadikan laksana siraman air di tengah dahaga kehausan ilmu mereka,” begitu terang kamad memberi perumpamaan dengan menggedor para guru  agar membuat para siswa menjadi bangkit kembali. “Optimalkan kemampuan bapak ibu sekalian,”pungkasnya.

Selain kisah mengenai film Brock tadi, pimpinan madrasah yang juga aktif sebagai motivator ini juga mengajak untuk merenungi suatu kisah keikhlasan seorang Kiai di sebuah pesantren. Dengan ketabahan dan do’a kiayi dalam shalatnya, disertai terus mendidik mereka, mekipun berbagai halangan merintanginya, akhirnya sang Kiayi berhasil menghantarkan mereka menjadi generasi yang diharapkan. Demikian juga pinta kamad agar para guru bisa mengambil hikmahnya. (lt)

Post Comment