Bersyukur Pada Apa Yang Dimiliki
Jakarta. Tidak berangan-angan pada sesuatu yang tidak dimiliki. Kemudian menerima dan menikmati pada sesuatu yang telah dimiliki adalah sebuah sikap dari ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Begitu seperti disampaikan Muhammad Aziz Rafiat, salah satu alumni MAN 21 Jakarta dalam kultumnya pada pagi Ahad (16/2/2020).
Di hadapan jamaah Shubuh, para santri Pesantren Tahfizhul Qur’an (PTQ) Abu Bakar Ash-Shiddiq (Abbas) MAN 21 Jakarta, Aziz mengajak agar selalu bersikap syukur.
Seperti kepada orangtua yang telah banyak berjasa, mendidik, merawat, dan membesarkan putra-putrinya. Maka berbakti kepada mereka menjadi bentuk kesyukuran itu.
Termasuk bersungguh-sungguh dalam belajar, menuntut ilmu atau mengikuti berbagai kegiatan.
“Dulu waktu saya pesantren di sini tidurnya di masjid dan kipas anginnya hanya ada satu,” kata Aziz. “Tidurnya bergerombol, tumpuk-tumpukkan kegerahan. Belum lagi harus pakai autan biar tidak diserbu nyamuk,” katanya.
“Tidak seperti kalian sekarang. Tidurnya di asrama, pake AC bahkan sering kedinginan dan cari selimut, ada wifi-nya lagi, coba… pesantren mana yang enak seperti ini,” kenang salah satu alumni MAN 21 Jakarta yang pernah ikut nyantri ini.
Belajar serius dan memanfaatkan kesempatan dengan sebaik-baiknya menjadi harapan Aziz dalam memotivasi mereka.
Jangan sampai rasa kecewa akan menghampiri mereka di kemudian hari. Seperti yang telah dirasakannya. “Kenapa saya tidak menghafal dengan serius…?” ungkapnya mengenang.
Mahasiswa semester dua ini menyadari bahwa hafalannya itu tidak sebanyak teman-temannya dikampus. Meskipun di antara keberhasilannya dulu, diterima sebagai mahasiswa UIN bersebab dari jalur tahfizh yang ia dapatkan selama di PTQ Abbas ini. (lt)
Post Comment