“APA KABAR TAMAN SURGA”
Diary 21. Pagi ini tak berbeda dengan pagi yang lainnya, panggilan membahana mengisi ruang-ruang MAN 21Jakarta. Suara Lantang di ujung Speaker MAN 21 Jakarta, lantang, Bapak Dedy sedang mengoprak oprak anak-anak segera menuju masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq. Aku ada di lantai atas, kebetulan ingin memotret wajah-wajah ceria, dan akan langsung gabung bersama mereka. Memotret wajah-wajah cerah, para calon penghuni Surga.
Kudengar suara yang berbeda dari biasanya, suara ini bukan suara Ummy sebagaimana biasa. Ini kukenal sebagai suara Ibu Nuraeni sedang memulai pembiasaan pagi, atau Bu Rini. Bukan. Ini bukan suara Bu Rini. Kemana Ummy? Sepertinya belum datang. Setahuku ini hari pertama Bu Eni membuka pembiasaan pagi. Pengganti Ummy biasanya kan Pak Jaya atau Bu Nunung atau Guru Agama seperti BU Zakiah Bu Zain, Bu Wuwun, Pak Thabiin pak Lukman dan lainnya.
Membersamai anak-anak memang bukan pekerjaan mudah, Bisa menjadi mudah jika tertanam niat bahwa bersama mereka sama saja berkunjung ke Taman Surga, maka rugi rasanya jika tak ikut disana, tapi tak selamanya motivasi ini ada dan tumbuh kuat dalam diri kita. Aku termasuk yang ingin selalu menganggap bahwa membersamai mereka adalah mengunjungi dan bermain di taman surga. Subhanallah, doakan ya kawan-kawan.
Aku Ingin seperti mereka, anak-anak dan kawan-kawan guru lainnya, seperti kalian duhai kalian para guru yang rajin menemani mereka, anak-anak yang luar biasa. Biasanya Pak Saefullah ada membersamai. Belum selesai aku berpikir tumben, Pak Saefullah tidak ada, pundakku diraba dari belakang, dan menyalamiku, Pak, Katanya.
Selama ini, beliau memberikan contoh yang sangat baik pada kami guru-guru MAN 21 Jakarta, untuk selalu setia menemani anak-anak ini.
Beliau bahkan memimpin Shalat Dhuha berikut doanya.
Post Comment