MERDEKA BELAJAR: SEPERTI API JAUH DARI PANGGANG
MERDEKA BELAJAR: SEPERTI API JAUH DARI PANGGANG
Oleh: Arif Budiman
Aksioma “ganti menteri ganti kurikulum”, hampir pasti terbukti dalam kenyataannya. Meski berubah, tak akan menggeser esensi pembelajaran itu sendiri. Biasanya perubahan yang ada dilakukan untuk mengoreksi kebijakan atau program lama yang tak sesuai dengan semangat zaman. Namun di saat yang sama program itu menghasilkan rutinitas yang sama dan terebak dalam pola-pola lama.
Kurikulum 2013, tawarkan perubahan perubahan, kurikulum sebelumnya juga tawarkan perubahan namun seringkali perubahan yang dilakukan tidak menyentuh esensinya. Guru banyak disibukkan dengan pembuatan perangkat pembelajaran yang sangat menyita. Strategi pembuatan RPP menjadi sedikit lebih rumit dari sebelumnya, namun semangatnya patut diapresiasi yaitu mekanisme yang menyebabkan guru tahu cara menyusun RPP per KD. Guru menjadi paham bagaimana cara membuat RPP secara sistematis dan terukur dengan cara pembuatan RPP dengan cara membreakdown KD menjadi rincian materi berdasarkan rancangan guru sendiri.
Sisi baik penggunaan RPP 2013, menyebabkan guru menjadi seorang perancang pembelajaran. kekurangannya guru terpecah konsentrasi pada pembelajaran padahal tugas utama guru ada pada pembelajaran di kelas. Kesibukan pada RPP membuat pembelajaran terbengkalai/. Bahkan secara psikologis mempengaruhi sang guru dalam aktivitas lainnya.
Konsep Merdeka Belajar, menurut penulis bukan semata lahir dari realitas politik “ganti menteri ganti kurikulum”. Konsep merdeka belajar merupakan kurikulum yang lahir dari kegelisahan aka hasil dan fakta pendidikan yang memprihatinkan.
Apa dan Bagaimana.? Kelas yang jauh dari unsur manusia. Padahal Paulo Freire menyatakan bahwa pembelajaran adalah memanusiakan manusia. Alat evaluasi atau fokus perhatian kita apakah pembelajaran kita sudah mengarah pada upaya memanusiakan manusia. Atau sebaliknya kita tidak sedang memanusiakan, tapi membinatangkan manusia. naudzubillah
Fenomena ini diperkuat dengan realitas pembelajaran yang sangat membosankan. Disisi lain tugas belajar anak yang selama ini begitu berat sangat membebani anak didik kita. Sementara guru dengan cara-cara mengajar yang sangat konvensional dan tidak peka pada perubahan.
Kelas Merdeka tidak terlihat dalam kurikulum kita. Anak yang nyaman dengan pembelajaran masih jauh api dari panggang. Semua ide besar dan esensi pembelajaran tak kunjung menjadi kenyataan. Kemerdekaan itu masih sangat jauh dari harapan. Saya belum melihat itu.
Yang nyata terlihat justru keluhan baru dan keributan baru, kerumitan baru yang ramai diperdebatkan. Esensinya hilang. kelas ditinggal. Pembelajarn tidak terjadi. Ujungnya kelas hanya rutinitas biasa. bahkan tak ada membahas merdeka Belajar. Merdeka hanya jargon.
Post Comment