KELUARGA MAN 21 JAKARTA TURUT BERDUKA: MENGANTAR HINGGA PERISTIRAHATAN ABADI
Jakarta (Humas MAN 21) — Raut sedih terlihat di wajah guru sejarah MAN 21 Jakarta, Arif Budiman saat kabar kematian ayahanda tercintanya pada pagi hari saat siswa-siswi MAN 21 Jakarta tengah mengikuti pembiasaan tilawah dan shalat duha di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq (3/5).
Menurut Budiman, berita Ini adalah berita kedua dari kampung yang memberitakan kondisi bapaknya setelah berita pertama tentang serangan stroke yang pertama tepat saat guru sejarah yang notabene juga sebagai proktor di madrasah ini tengah mendampingi ujian nasional.
Berita kedua ini sangat mengagetkannya sebab berita pagi itu adalah berita lelayu. Kaget sebab terakhir kondisi beliau masih baik dan terlihat sehat. Meskipun dampak dari stroke itu telah menyebabkan beliau tak bisa bicara dan tubuh bagian kanan tak bisa digerakan. Ujarnya saat salah satu tim Humas ikut dalam takziah di Gombong tempat kelahirannya.
Beliau yang meninggal atas nama Khasani bin Madya Pawira, usia 65 tahun meninggal di RSUD Dr. Soedirman, hari rabu 3 Mei 2017 pukul 05.30.
Meski Kamad tidak bisa ikut bertakziah ke rumah duka, beliau menyampaikan bela sungkawanya lewat medsos. “Kami segenap keluarga besar MAN 21 Jakarta menghaturkan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya ayah dari Arif Budiman,” ucapnya.
“Mudahan segala amal dan kebaikannya diterima Allah Swt. Dan kepada yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran,” lanjut kamad yang di unggah lewat group WA madrasah.
Sementara itu, guru yang pernah mengajar di Yayasan Al-Kautsar itu juga secara khusus menyampaikan ungkapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh civitas akademika MAN 21 Jakarta yang telah menyampaikan bela sungkawanya.
Ucapan terima kasih juga ia sampaikan kepada rombongan yang ikut datang langsung di rumah kediaman. “Mudah-mudahan Allah SWT memberkahi kita semua, Amin..,” harapnya mendo’akan. (ab/lt)
Post Comment