MABIT MAN 21 JAKARTA: “THE LAST BUT NOT LEAST”
Kamis, 5 April 2018. Siswa-siswa MAN 21 Jakarta Kelas XII mengikuti kegiatan Mabit di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq. Suasana sore yang lengang berubah menjadi ramai oleh kedatangan para siswa yang sudah mulai berdatangan menjelang maghrib. Beberapa tampak bercengkrama di selasar MAN 21 Jakarta.
Yang lain masih menyimpan tas bawaannya di ruang kelas masing-masing dilantai 2. Di ruang itu pula akan dipakai untuk tempat istirahat atau tempat tidur mereka. Antusiasme terlihat jelas di wajah mereka, mereka tentu telah menyadari bahwa Mabit ini adalah Mabit yang terakhir yang mereka ikuti di MAN 21 Jakarta.
Tentu saja ada keharuan, saat dirasai acara ini sebagai acara yang terkahir. Hal ini senada dengan apa yang disampaikan dasuki Kurikulum MAN 21 Jakarta dalam sambutannya atas nama Kamad 21 yang tidak bisa memberikan sambutan secara langsung karena ada acara di luar.
Keharuan dan rasa bahagia bercampur aduk dirasai dalam mengikuti acara ini. Satu sisi adalah motivasi, sisi yang lain, adakah lagi bertemu dengan kegiatan Mabit ini di MAN 21 Jakarta.
Tiga tahun di MAN 21 Jakarta tentu bukan waktu yang sebentar. Disadari atau tidak disadari, ada ikatan kuat yang seolah akan lepas, yaitu rasa yang muncul tiba-tiba dan rasanya makin kuat saat ada yang mengatakan Inilah kesempatan yang terakhir. Apa yang dirasakannya menjadi kuat.. Sesuatu rasa kehilangan saat itu demikian dirasa dan makin menusuk saat Waka mengucapkannya. Jadi seolah diperkuat alam bawah sadar itu menjadi makin nyata.
Oh MAN 21 Jakarta. Tanpa terasa harus ada perpisahan yang mau tak mau harus terjadi sebagaimana pepatah ada pertemuan ada perpisahan. Meski belum secara resmi berpisah. Suasana akan berpisah makin terasa.
Terlebih Vidio yang dibuat oleh TB dan diunggah di chanel Youtub MAN 21, menghadirkan nuansa-nuansa akan adanya perpisahan. “Datang akan pergi…….
Post Comment