MEMBANGUN KEBERSAMAAN DI LDKS, MASIH ADAKAH?
Dairy 21. Hari ini (12/11/2024), siswa kelas X diberangkatkan ke Villa Sejuk Puncak Bogor, untuk sebuah pembekalan siswa baru MAN 21 Jakarta. Semestinya masih satu rangkaian dengan Matsama, di awal mereka masuk. Jika terlalu jauh dari Matsama, agak bias dengan esensi atau konsep LDKS yang awal. LDKS, Ia merupakan kependekan dari Latihan Dasar Kepemimpinan Sekolah. Tentu niatnya untuk membangun jiwa kepemimpinan siswa di MAN 21 Jakarta. Program ini diperuntukan bagi siswa siswi baru MAN 21 Jakarta.
Filosofinya, sekolah membutuhkan LDKS untuk membekali siswa baru tentang penanaman nilai siswa baru agar dapat beradaptasi dengan kultur MAN 21 Jakarta. Siswa yang jauh dari kultur MAN harus disetel dulu tuh pemikirannya, agar satu frekuensi. Kenapa agar satu frekuensi sebab pembelajaran harus berjalan denga dengan baik (Running Wel). Bukan terganggu atau sibuk mengurusi etika yang belum selesai, atau etika mereka-mereka yang semau sendiri. Itulah sebabnya mengapa LDKS harus dilakukan di awal awal semester. Setidaknya di bulan September, ini waktu semestinya dan waktu yang biasa kita lakukan.
Jadi, LDKS menanamkan etika, Iya jelas. Kudu dan harus. Sudah sama-sama kita temukan bagaimana anak baru, nylonong begitu saja saat ketemu gurunya. Itu di sekolah. bagaimana di luar sekolah. Etika dasar ini harus selesai dulu. Ketemu guru cuek saja, tak menegor, ini fenomena umum yang kerap kita temukan di awal semster ini. Tak ada memory kesantunan dan tata krama yang semestinya jadi dasar utama berperilaku, itulah sebabnya LDKS harus cepat dilakukan.
Benar kita harus selalu memberi contoh tapi ada fokus lain yang bisa terganggu oleh masalah etika, Jangan lelah mengingatkan anak akan pentingnya etika. Saat mereka masuk ruang guru, saat ketemu di jalan, dan lainnnya. Sudah sering kita ingatkan mereka untuk mengucapkan salam atau permisi kepada guru yang ada di ruangan. Kita tiada akan lelah untuk melakukan itu. Kepada siapapun. Bahkan kepada Rizky sekalipun, berulang kali kita mengingatkan, sebab itulah dasar etika yang jadi pondasinya.
Tapi jika sepanjang waktu kita terus mengingatkan, bukankah perlu cara cepat, yang dinilai efektif, etika itu mendarah daging di hati mereka. Kita masih berharap pada LDKS, kita menitipkan pesan utama ini sebab itulah esensi adanya LDKS.
Tapi, ada yang hilang dari LDKS yang pernah ada, selama ini LDKS adalah ajang membangun kebersamaan di antara seluruh Civitas Akademika MAN 21 Jakarta, yaitu guru dengan siswa termasuk alumni, orang tua dan lainnya. LDKS, semestinya juga mampu mejadi episentrum keberkahan, yang membuat semua kita yang mengaku cinta dengan MAN 21 Jakarta berkumpul bersama. LDKS bukan milik OSIS dan MPK LDKS adalah milik seluruh stake holder MAN 21 Jakarta. OSIS dan MPK semestinya membantu memfasilitasi sekolah untuk terselenggaranya “pesta keberkahan” ini.
Penulis : Arif Budiman
Photografer : Lukman
Post Comment