MUKHOYYAM DI PESANTREN ABU BAKAR
Mukhoyyam sebagaimana yang disampaikan Komararudin, Kepala kankemenag Jakarta Utara, mengandung arti kebaktian. Bahkan beliau secara khusus menyebut malam dari kegiatan ini dengan istilah malam kebaktian. Sehingga, mukhoyam di pesantren Abu Bakar ini dapat diartikan sebagai malam kebaktian untuk menghafal, mengkaji, mentelaah Al Quran.
Inilah fakta yang tengah berlangsung akhir-akhir ini di pesantren Abu Bakar Ashiddiq MAN 21 Jakarta. Sepertinya, mukhoyyam ini bukan hanya di MAN 21 Jakarta, Penulis belum menemukan di pesantren lain dengan nama Mukhoyyam ini, namun secara umum pesantren lain memang menyelenggarakan kegiatan yang mirip dengan mukhoyyam yaitu kajian Al Quran. Namun mukhoyyam sesungguhnya suatu hal yang lazim dilangsungkan di pesantren tahfidz.
Berdasarkan pengataman penulis, para santri terlihat sangat tekun memghafal ayat-ayat yang terdapat dalam genggaman tangannya, yaitu Al Quran. Sesekai tangan mereka membelah al quran dan mencoba mengingati kembali ayat-ayat yang sedang dihafalnya. Ada yang mulai menghafal dari juzz 30 , ada juga yang telah menghafal Al Quran hingga juz 15 atau bahkan lebih. Suasana ini setidaknay terlihat dalam pantauan penulis saat memantau kegiatan menghafal Al Quran para santri. Berderet mereka di luar pintu masjid, sekedar untuk mendapatkan suasana yang lebih tenang atau luasnay pemandangan di depannya ketimbang memandang tembok masjid yang terbatas. Mereka terlihat sangat antusias dan sangat senang dengan kegiatan ini.
Mereka tersebar di beberapa titik di pinggir masjid. Gaya mereka dalam menghafal Al Quran itu berbeda-beda. Diantara satu santri dengan yang lain memiliki gaya yang berbeda-beda, ada yang butuh suasana hebing. ada yang butuh bimbingan dalam arti tidak bisa menghafal jika tidak ada yang tasmi atau ada yang mengecek dan lain sebagainya. Para musrif dan musrifah pun sangat tekun mendengarkan hasil hafalan para santri.
Malam harinya, para santri selain melaksanakan shalat atau ibadah wajib, mereka juga menjalankan shalat sunnah seperti shalat malam seperti shalat tahajud maupun shalat tarawih. tentu saja dibawah bimbingan para guru maupun para musrifah yang telaten membimbing para santri.
Suasana seperti inilah yang tepat, bagi mereka para penghafal Al Quran dapat mengikat hafalannya lebih baik lagi. Suasana yang semestinya selalu disediakan oleh institusi pembelajaran, tentu agar anak-anak santri serius dalam menghafal Al Quran. Inilah Mukhoyyam, malam kebaktian, malam perenungan mendalam untuk mengkaji atau tepatnya dalam hal ini adalah malam menghafal Ayat-ayat Al Quran. Mukhoyyam ini akan menjadi malam yang menentukan dalam kesuksesan mereka dalam belajar menghafal Al Quran.
Mengutip keberkahan penghafal Al Quran, sebagaimana yang disampaikan ustad Ade Kurniawan Al Hafidz, dimana Al Quran itu membawa keberkahan yang besar. Salah satunya, beliau katakan berupa keberkahan bagi tempat dimana Al QUran diturunkan dan lainnya, maka keberkahan Al Quran itu memberikan keberkahan yang luar biasa besar bukan semata pada penghafalnya namun orang-orang yang ada di sekitarnya.
Semoga ikhtiar kita dan anak-anak kita untuk menghafal Al Quran akan terwujud menjadi keberkahan bagi kita semua. Amiin.
Post Comment