×

KAJIAN TA’LIM: SEORANG AHLI ILMU LEBIH BAIK DARIPADA SERIBU AHLI IBADAH

Jakarta (Humas MAN 21). “Bedanya manusia dengan binatang adalah karena ilmunya,” kata ustadz Ahmad Mabrury, S.Ag. saat memulai kajian kitab kuning Ta’limul Muta’alim pada pagi tadi (10/3) di masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq. Kajian kitab karya Syekh Az-Zarnuji ini menjadi kegiatan rutin dua pekanan (pada pekan kedua dan ketiga setiap bulan) di MAN 21 Jakarta.

Sejak berlangsungnya KBM di semester genap, kegiatan yang diikuti seluruh siswa-siswi madrasah ini telah berjalan sebanyak 5 kali.Keutamaan Ilmu merupakan tema yang dibahas kali ini dari kitab yang sangat populer di dunia pesantren ini.

Sifat seperti berani, kuat, pengasih, penyayang dan yang lainnya selain ilmu adalah sama-sama dimiliki baik oleh manusia maupun binatang. Begitu ungkap guru mapel Ushul Fiqih ini menjelaskan. “Makanya jika manusia tidak mengamalkan ilmunya itu derajatnya akan lebih rendah daripada binatang,” katanya. “Untuk itu gunakanlah ilmu, agar Allah tidak menilai rendah pada manusia,”

Namun demikian, dengan lantaran ilmu pula manusia akan ditinggikan derajatnya melampaui para malaikat. Sebagaimana Allah telah menjelaskan keutamaan nabi Adam As dalam QS. Al-Baqarah ayat 30. Allah tampakkan kelebihan Adam atas para malaikat. Hal tersebut menjadi bukti bahwa manusia itu lebih tinggi daripada malaikat. Para malaikat pernah disuruh sujud oleh Allah di hadapan manusia pertama ini.

Posisi ilmu itu sangat urgen bagi manusia. Sebab ia menjadi washilah (perantara) kepada ketaqwaan. Dan ketaqwaan, manusia akan mendapatkan kedudukan yang terhormat dan kebahagiaan yang abadi. Hal ini, sebagaimana dikatakan Muhammad bin Hasan bin Abdillah dalam syairnya,

Ta’allam fa innal Ilma Zainun li Ahlihi wa Fadlun wa Unwanun li Kulli Mahamidi (Belajarlah kamu karena sesungguhnya ilmu itu menghiasi pemiliknya. Sebagai keutamaan dan pertanda setiap pujian). Wa Kun Mustafidan Kulla Yaumin Ziadatan minal Ilmi wasbah fi Buhuril Fawaidi (Jadilah orang yang mengambil faidah setiap hari bertambah. Dan berenanglah di lautan yang berfaidah).

Tafaqah fainnal Fiqha Afadulu Qaidi, ilal Birri wat Taqwa wa A’dalu Qashidi (Belajarlah ilmu fiqih, karena ia ilmu paling utama yang menjadi qaidah (pegangan ) kepada kebaikan dan ketaqwaan serta menunjukkan kepada paling lurusnya suatu tujuan)

Huwal Ilmul Hadi ila Sunanil Huda, Huwal Hisnu Yunji min Jamiis Syadaidi (Yaitu ilmu yang merupakan rambu-rambu kepada jalan-jalan yang ditunjuki. yang dapat  menjadi benteng yang menyelamatkan semua kejelekan). Fainna Faqihan Wahidan Mutawarrian Asyaddu ala Syaitan min Alfi Abidi. (Maka sesungguhnya satu orang ahli fiqih yang wara itu lebih berat bagi syaitan daripada seribu orang ahli ibadah).

Demikian untaian syair karya Muhammad bin Hasan dalam Ta’limul Muta’allim ini diterjemahkan ustadz Mabrury. Kemudian bait demi bait ia lantunkan diikuti oleh sekitar lima ratus jama’ah Dhuha yang tak lain adalah siswa-siswi MAN 21 Jakarta.

Untuk tambah meyakinkan kajiannya itu, ustadz asli orang betawi ini menyampaikan sebuah kisah mengenai Iblis yang dipergoki Rasulullah sedang mondar-mandir ingin menggoda seseorang yang shalat di dalam masjid. Namun rencananya gagal karena ketakutannya pada seorang alim (ahli ilmu), padahal ia sedang tidur. Kisah ini memperkuat betapa pentingnya sebuah ilmu bagi seseorang. Sehingga Rasulullahpun bersabda: Naumul Alim Khairun min Ibadatul Jahil (Tidurnya seorang ahli ilmu lebih baik daripada ibadahnya orang yang bodoh).

Emas, perak, rumah yang luas, kendaraan yang mewah bukanlah menjadi sebuah perhiasan yang sesungguhnya. Karena perhiasan yang sesungguhnya (hakiki) bagi manusia itu adalah ilmu. Man Aradad Dunya Fa’alaihi bil Ilmi, Man Aradal Akhirah Faalaihi bil Ilmi wa Man Aradahuma Fa’alaihi bil Ilmi.

Laisal Jamalu Jamalal Wajhi wa Tsiyabi, Walakinal Jamala Jamalul Ilmi wal Adabi (Tidaklah dinamakan cantik atau indah suatu kecantikan wajah dan pakaian, Akan tetapi yang dinamakan cantik atau indah adalah cantiknya ilmu dan budi pekerti). (lt)

Post Comment