Pesantren Abbash: Kamad, Motivasi Menghafal dan Trik Membuka Pikiran
Jakarta (Humas MAN 21 Jakut) — Kamad, H. Ahmad Saifullah memotivasi para santri Abu Bakar Ash-Shiddiq (Abbash) di masjid Abbash pada Jum’at (25/11/22).
Malam ini pesantren pekanan MAN 21 Jakarta kembali aktif, Jum’at-Ahad (25-27/11).
Meski hampir seharian para santri yang tak lain adalah para siswa madrasah itu melakukan berbagai kegiatan, mulai peringatan hari guru, praktek PKWU, simulasi Penilaian Akhir Semester (PAS) dan pagelaran seni tari, namun mereka masih nampak antusias mengikuti.
Di awali Maghrib berjama’ah, dan tilawah surat-surat pilihan yang dibaca secara bersama, menjadi rangkaian aktivitas mereka hingga waktu Isya tiba.
“Pertama, pasangkan niat, dengan niat yang baik segala persoalan akan dimudahkan solusinya,” begitu kata kepala madrasah yang belum genap bertugas satu semester di MAN 21 Jakarta ini.
Kedua, kamad mengingatkan bahwa hidup ini hanya sementara. Tidak kekal.
Ketiga, generasi Qur’ani itu harus dijaga. Karena, “al-Islamu ya’lu wala yu’la ‘alaih, Islam itu agama yang tinggi, dan tidak ada yang meninggikan lagi,” katanya.
Tidak hanya itu, Al-Qur’an akan tetap terjaga kemurniannya. Tidak seperti kitab-kitab lain yang diturunkan sebelumnya.
Keempat, ilmu itu akan diambil sedikit-sedikit. Melalui wafatnya para ulama.
Di hadapan santriwan dan santriwati yang di dampingi mudir dan beberapa pengurus pesantren, kamad meyakinkan dan mengharap agar mereka tetap tegar.
Meski menuntut ilmu itu tantangannya berat, namun ia meminta agar para santrinya tidak mudah menyerah.
Karena katanya, orang menuntut ilmu itu akan dimudahkan rizkinya (takafalallahu bi rizqihi).
Dalam kesempatan itu, kamad juga memberi trik sebuah amalan zikir agar dimudahkan dalam belajar.
“Baca Al-Insyirah 10 kali habis shalat,” katanya. “Insya Allah itu akan futuh, membuka pikiran kita,” lanjutnya kemudian. (lt)
Post Comment