CATATAN PERJALANAN OUTING CLASS MAN 21 JAKARTA DI JOGJA DAN SOLO (PART 1)
REPORTASE OUTING CLASS MAN 21 JAKARTA DI DIENG JOGJA DAN SOLO PART 1
(Spiritualitas Masyarakat Jawa dari Masa ke Masa)
Oleh: Arif Budiman[1]
Ini adalah tahun kedua, aku membuat catatan yang sepertinya akan sama yaitu tentang perjalanan Outing Class kelas XI MAN 21 Jakarta. Tidak ada destinasi baru dalam kunjungan tahun ini, sebab kunjungan ke Makam Sunan Kalijaga sebagai destinasi baru terpaksa harus dibatalkan. Sehingga hampir bisa dipastikan bahasan dan tulisan kali ini akan sama.
Meski demikian, Tahun ini, aku ingin membuat engkel yang sedikit berbeda dengan tulisan tahun, lalu walau sesungguhnya ketakjubanku masih sama. Aku tak pernah berhenti untuk kagum pada Dieng yang amat menawan. Aku tak perah berhenti bertasbih saat menatapCandi Borobudur. Aku juga tak mau berhenti berpikir tentang peninggalan manusia Purba di Sangiran serta Jejak peradaban di Keraton Surakarta menyisakan episode tentang orientasi spiritual masyarakat Jawa.
Ini adalah bukti sejarah bagaimana manusia di bangsa ini memulai membentuk sistem kepercayaann-Nya dan bentuk-bentuk interaksi antara dirinya dengan Tuhan. Karenanya Perjalanan ini adalah meniti tapak-tapak sejarah bagaimana manusia membentuk keyakinannya tentang Tuhan.
Dieng, dengan Candi Arjunanya, adalah tafsir spiritualitas tentang bagaimana keyakinan pada Dewa yang dikenalkan dari India mewujud dalam kepercayaan terhadap dewa-dewa yang berdiam di tempat tertingi di Pulau Jawa. Karenanya filsafat ketuhanan masa it identik dengan peninggalan Candi yang berada di tempat-tempat tertinggi.
Candi Borobudur, adalah tapak sejarah yang begitu nyata menampilkan wajah masa lalu spiritualitas Jawa. Sebuah bangunan yang selalu menggugah kekaguman dan memicu pertanyaan besar, Bagaimana proyek besar ini diwujudkan.? Bagaimana orang pada masa itu bisa mewujudkan sebuah arsitektur yang sangat terukur dengan segala sisinya dengan sangat detail bahkan hingga sistem irigasi dalam candi adalah bukti bagaimana detail itu sangat dipikirkan. Atau jangan-jangan benar thesis Fahmy Basya yang mengatakan bahwa Candi Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman?
Keyakinan-keyakinan ini ada sebelum Islam menyebar di Nusantara. Keyakinan ini juga ada sebelum Kristiani mengabarkan Injil. Pada tahap selanjutnya, spiritualitas itu berkembang lewat persentuhan budaya dan atau akulturasi antara Islam dan Budaya lokal. Fenomena perjanjian Spiritual anatara Panemahan Senopati dengan Ratu Kidul, menyisakan fakta tentang ikatan spiritual antara raja-raja Jawa dengan Spiritualiats Ratu Pantai Selatan yang menandai perpindahan orientasi spiritualitas dari masyarakat Islam (Demak) ke Spiritualitas Nyi Roro Kidul.
Ikatan yang dimulai dari Panembahan Senopati ini berlanjut sangat lama bahkan hingga saat ini. Meski telah ada pernyataan berlepas diri dari Ikatan Ratu Kidul, namun perlu dilihat kelanjutannya, apalah Raja Jawa saat ini telah benar-benar terlepas dari ikatan Ratu Kidul?
Sementara cerita Masyarakat Joqja dengan segala ikatan spiritualitas itu begitu kuat. Diaspora cerira ini terlihat dalam praktek pesugihan yang masih cukup kuat berkembang di masyarakat. Karenanya secara umum tulisanku kali ini ingin melihat kecenderungan spiritualitas itu di objek-objek peninggalan bersejarah tepatnya di bangunan-bangunan besar bersejarah yang terjaga dan terawat hingga saat ini.
Meski ada beberapa agenda kunjungan yang tak bisa dilanjutkan karena padatnya objek wisata yang hendak kita kunjungi karena masa liburan dan masa Ruwahan menjelang Puasa sehingga kunjungan itu terpaksa harus dibatalkan.
Terima Kasih Kepada Kepala MAN 21 Jakarta, Samsurial, M.Pd yang tahun ini bisa ikut serta dalam Outing Class. Terima Kasih atas arahan dan Inspirasi yang selalu menggugah untuk dan agar kami selalu memperbaiki diri, Terima Kasih kepada Panitia yang telah dengan sangat gigih mempersiapkan dan menyelenggarakan kegiatan ini hingga dapat berjalan lancar.
Terima Kasih juga kepada temen-temen guru yang tidak ikut karena masih ada jadwal mengajar di Kelas X. Dan karenan tidak bisa ikut bergabung dalam Outing Class ini. Mudah-mudahan setiap usaha pedagogik dan tugas dimanapun kita sebagai pengajar dan pembelajar senantiasa mendapat keberkahan dari Allah SWT.
[1] Arif Budiman, Guru Sejarah MAN 21 Jakarta
Post Comment