×

Samsurial: Sosialisasi Madrasah Prestasi

Hari ini Senin, 7  Maret 2022 berlangsung sosialisasi Madrasah Prestasi oleh Kepala MAN 21 Jakarta. Biasanya kegiatan pembinaan dilaksanakan di ruang multimedia, kali ini diselenggarakan di ruang guru.

Setelah Humas Dasuki menyerahkan waktu dan tempat, Kamad Samsurial, langsung memulai pembinaan  dengan ucapan-ucapan kesyukuran atas apa yang kita dapatkan di MAN 21 Jakarta.  kata Samsurial, “Yang terpenting buat kita hari ini, yaitu kerja yang dioptimalkan. Yang penting buat kita juga agar semua yang hadir dalam keadaan sehat. ” Bapak Ibu masihh banyak disekitar kita yang, tidak lebih baik dari kita, masih banyak yang lebih susah dari kita” ingatnya.

 

Samsurial katakan bahwa saat ini bukan hanya saya sendiri yang presentasi tapi ada para wakil yang akan mempresentasi Madrasah Sehat ini. Sebelum dalam, saya ingin katakan bahwa ini adalah revitaslisasi. Jadi alhamdulillah, kita sudah membuat proposalnya. Inilah karya kita MAN 21 Jakarta.

 

Pertama kita sesungguhnya sedang melihat kita yaitu harus dilihat tujuan utama pendidikan Nasional, sebagaimana yang tertulis dalam UU SISDIKNAS No.20 Tahun 2003. Tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk menjadikan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis.

 

Selanjutnya, beliau menekankan prestasi sebagai dasar dan landasan yang kuat dan utama dalam pembelajaran di Madrasah ini. Beliau menekankan kita adalah madrasah yang memiliki kualifikasi. Atas dasar ini maka, prestasi adalah menjadi satu keniscayaan. Sangat bisa. MAN 21 Jakarta sangat bisa berprestasi. Saya terinspirasi oleh suatu sekolah yang bisa menggapai pila hingga ribuan piala.

Madrasah Branding. Budaya harian seperti melaksanakan 6 S. Di Serpong setiap ketemu salam, pisah kemudian ketemu salam lagi. One Day One Ayat, atau disingkat ODOA. Shalat Duha, berapa banyak guru yang shalat Duha, apakah pada anak saja? Bagaimana dengan guru!, tukasnya.

Selanjutnya Samsurial katakan dengan potensi ini adalah kekayaan kita. Disini atau pekerjaan kita sebagai guru bukanlah ajang untuk mencari kekayaan. “Bukan bapak dan Ibu!” tegasnya. “Kalo mau kaya, bapak ibu harus nyambi. Ini tempat untuk kita mengabdi.

 

Budaya harian kita seperti kegiata-kegiatann sebagai berikut. “Merapikan sandal, misalnya, apakah guru sudah pada rapi?”. Para guru ada yang menjawab, belum. Lalu Samsurial bertanya Why, kenapa belum rapi? Beliau katakan bahwa kedisiplinan dan kerapian harus dibangun bersama. Tidak bisa dimu;ai dari anak saja sementara bapak ibu guru tidak melakukannya. Lalu sosialisasi Samsurial berlanjut pada program harian, berupa meminimalisir produksi sampah.  Kemudian Antri, antri ini bukan hanya di akantin Bapak Ibu! sekarang ya masuk mesjid, ya shalat. kita harus repetision. Membawa peralatan dan perangkat minum sendiri.

 

Budaya Pekanan seperti adanya Kajian Kitab Kuning, dua kitab yang sudah dijalankan. Safinatun Najah. Literasi. Sarapan pagi.  AdapunPrestasi terdiri dari akademik dan non-akademik dan GTK dan Lembaga. Kita akan mengadakan Gupres di MAN 21 Jakarta. Best Practice. KPPN Award.

Reporter      : Arif Budiman, M.Ud

Photografer : Sri Hutami, S.Pd

Post Comment