Ta’Dzimul Ilmi Waahlihi: Penghormatan Terhadap Ilmu dan Ahlinya
Ketika nasub pendidikan belum juga beranjak pada pembangunan karakter. Meski karakter tertulis nyata dalam tujuan pendidikan, bias tujuan semakin malah terlihat makin nyata. Sejuta kekhawatiran muncul, apakah anak-anak kita mampu menghadapi tantangan kehidupan yang akan datang yang begitu beragam dan akan sangat berat. Berikut ini adalah hasil Kajian Ta’alim Muta’alim dalam Fasl Ta’zimul Ilm Wa Ahlihi. Bahwa penghargaan terhadap ilmu bukan saja berhenti di Guru atau yang mengajarkan Ilmu api juga pada keluarga atau anaknya. Disni di kisahkan Assaerozi yang mana saat sang murid bertemu anaknya, maka sang murid ini wajib menghormati anaknya.
Di alinia lain, misalnya ketakziman ini juga Nampak dalam atau bahkan ke hal yang sangat kecil termasuk mencoba masakan untuk sang Guru. sang pemasak pun sedemikan takzimnya sampai tak beani nyicipin hasil masakan untuk gurunya. bandingkan dengan juru-jura masak saat ini. maskan belum sampai ke penyajian, tapi sang juru masak sudah ada, menyisakan untuk dirinya sendiri. Betul apa betul. Ini fakta di lapangan kita saat ini
Post Comment